Pertama kali saya memberanikan
diri travelling ke luar negeri adalah
tahun 2010, ke Malaysia. Waktu itu saya berangkat dengan dua orang teman,
mencoba travelling ala backpacker. Masih terbayang bagaimana
noraknya saya ketika pertama kali menginjakkan kaki di bumi Kuala Lumpur. “Wah,
seperti ini toh rasanya luar negeri. Tempat yang sangat jauh dalam bayangan
namun ternyata masih dalam jangkauan”, begitu pikir saya. Senang rasanya bisa
menambah pengalaman dan mengunjungi berbagai tempat menarik yang sebelumnya
hanya diketahui dari bacaan atau internet saja. Apalagi ternyata perjalanan
berlangsung dengan lancar, tidak semenakutkan yang saya kira.
Mimpi tak pernah berhenti.
Manakala satu anak tangga telah terlewati, terpikir untuk menginjakkan kaki
pada anak tangga berikutnya. Itu pula yang saya alami. Saya jadi ketagihan travelling.
Selesai dari Malaysia, terpikir
untuk travelling ke Singapore dan
tercapai di tahun 2011. Waktu itu saya
berangkat solo travelling. Bepergian
solo travelling itu enaknya bisa
bebas, suka-suka saya mau ke mana atau mau ngapain
saja. Tidak enaknya adalah tidak ada yang bisa motoin kita hikss.... Berhubung solo travelling, saya jadi punya banyak waktu untuk merenung. Ketika
saya memandang langit Singapore, saya terbayang wajah kedua orang tua saya.
Saya berpikir, “Bapak Ibu saya pernah nggak ya kepikiran ingin jalan-jalan ke luar
negeri? Bagaimana jika beliau ternyata memperoleh kesempatan itu? Mudah-mudahan
beliau senang.” Renungan itu berbuah janji di dalam hati saya. Suatu hari nanti
saya harus bisa mengajak orang tua saya jalan-jalan ke luar negeri.